Jakarta tempo dulu
Jakarta nggak selalu bising, kepenuhan orang, dan kebanyakan mall. Masih ada saat-saat dimanaibukota Indonesia ini bahkan nggak ditulis ‘Jakarta’, tapi ‘Djakarta’. Dan inilah perbandingan antara Djakarta tempo dulu dan Jakarta masa kini:

1. Bundaran Hotel Indonesia:


Bundaran HI dulu dan sekarang
Salah satu ikon Jakarta ini didirikan oleh Presiden Soekarno dalam rangka Asian Games Jakarta tahun 1962.


2. Bioskop Metropole, Dulu dan Sekarang:


Metropole dulu dan sekarang


3. Pengunjung Bioskop, Dulu danSekarang


Pengunjung Bioskop,Dulu dan Sekarang


4. Jalan Jenderal Sudirman, Dulu dan Sekarang


Jalan Jenderal Sudirman, Dulu dan Sekarang
Meski telah dari dulu mendapatkan status sebagai jalan arteri, pencakar-pencakar langit di Jalan Sudirmandibangun setahap demi setahap. Sementara patung Jenderal Sudirman yang sekarangberdiri di salah satu ujung jalan baru diresmikan ditahun 2003.


5. Gelora Bung Karno, Dulu dan Sekarang


Gelora Bung Karno, Dulu dan Sekarang
Sama dengan Hotel Indonesia, Gelora Bung Karno didirikanuntuk menyambut Asian Games 1962 di Jakarta. Pada jaman Orde Baru, namanya diubah menjadiStadiun Utama Senayan sebelum kembali lagi ke ‘Bung Karno’.

6. TuguPancoran, Dulu dan Sekarang


Tugu Pancoran, Dulu dan Sekarang
Monumenyang sebenarnya bernama Tugu Dirgantara ini didesain oleh pematung asal Yogyakarta, Edhi Sunarso, dan dibuat untuk menghormati para pahlawan penerbangan Indonesia. Pembuatannya sempat menemui kendala karena kekurangan dana, hingga Presiden Soekarno sendiri harus ikut andil menyumbang dengan menjual mobil Buick-nya.


7. Kunstkring Paleis, Dulu dan Sekarang


Kunstkring, Dulu dan Sekarang
Gedung ini sempat beralihfungsibeberapa kali – dari sebuah bar ke markasMajelis Islam Alaa Indonesia (yang kemudian berkembang menjadi Partai Islam Masyumi). Di tahun 2013, gedung ini dibuka kembali sebagaikafe, restoran, dan galeri seni.


8. Sungai Ciliwung, Dulu dan Sekarang


Sungai Ciliwung, Dulu dan Sekarang
Sekarang, Sungai Ciliwung sudah tertutup sampah sedemikian rupa sehingga setiap tahunnya, diadakanLomba Mulung Sampah Ciliwung antar-kelurahan.


9. Ruas Jalan Biasa, Dulu dan Sekarang


Jalanan, Dulu dan Sekarang
Dulu, warga Jakarta masih banyak yang jalan kaki dan naik sepeda.Yah, beda sih ya kondisinya…


10. Pasar Baru, Dulu dan Sekarang


Oleh Fuki Lukianto via lukianto78.blogspot.com
Pasar Baru didirikan dengan nama ‘Passer Baroe’ di tahun 1820, waktu Jakarta masih dipanggil ‘Batavia’.


11. Pasar Baru #2


Suasana di depan Toko De Zon, Pasar Baru via id.wikipedia.org
Ini suasana di depan Toko De Zon, Pasar Baru, kira-kira tahun 40-an. Ini wilayah yang nantinya akan ditempatiMatahari Department Store. Kebetulan, ‘zon’ juga adalah kata Belanda yang artinya ‘matahari’.


12. Daerah KaretTengsin, Dulu dan Sekarang


Karet Tengsin, Dulu dan Sekarang
Daerah kelurahan yang sekarang menjadi bagian Tanah Abang ini dulunya adalah perkebunan karet milikseorang Cina-Betawi, Tan Tieng Shin.


13. Jalur Trem Ibukota


Dulu, Jakarta punya jalur trem sendiri sebelumPresiden Soekarno memberangusnya karena tak mendukung keindahan kota.


14.Gedung Pancasila, Pejambon


Gedung Pejambon, Dulu dan Sekarang
Gedung yang sekarang digunakan sebagai gedung Kementerian Luar Negeri RI ini dulunya bernama Hertogs Park,kediaman untuk pejabat militer Belanda. Halaman yang ada di depannya? Biasa ditanami sayuran untuk makanan sehari-hari pejabat Belanda itu.


15. Gereja St. Josef di Daerah Meester Kornelis


St. Josef Dulu dan Sekarang
Daerah Meester Kornelis ini sekarang disebutJatinegara.


16.Perpustakaan Nasional


Perpustakaan Nasional, Dulu dan Sekarang
Perpustakaan Nasional di daerah Salemba ini dulunya adalah sebuah sekolah elit bernama HBS KW III (Hoogere Burger School Koning Willem III). Nama daerahnya? ‘Weltevreden’ (“Dalam suasana tenang dan puas”).


17.Jalan Hayam Wuruk


Jalan Hayam Wuruk, Dulu dan Sekarang via resistanceglobal.blogspot.com
Jalan yang menghubungkan kota baru dan kota lama Jakarta ini telah berusia hampir 400 tahun.


18.Jalan M.H. Thamrin


MH Thamrin, Dulu dan Sekarang
Salah satu pusat bisnis di Jakarta ini sekarang menjadi rumah bagi kantor-kantor penting seperti Bank Indonesia, Departemen Agama, hingga berbagai kedutaan.


19. Stasiun Manggarai


Stasiun Manggarai, Dulu dan Sekarang
Stasiun terbesar kedua se-DKI Jakarta ini didirikan di tahun 1918.


20.Stasiun Gambir


Stasiun Gambir, Dulu dan Sekarang
Stasiun Gambir didirikan dengan nama Stasiun Koningsplein, dan dirancang dengan gaya art decooleh seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung.


21. Gerbang Amsterdam,Kota Tua


Gerbang Amsterdam, KITLV
Gerbang yang menyambut para “tamu” yang berniat melancongke Jakarta ini tadinya terletak di Kota Tua, namun sekarang sudah dihancurkan. Dua patungnya, yakni patung Dewi Minerva dan Dewa Mars, hilang di masa pendudukan Jepang.


22. Prins Hendrik School (SMA 1 Jakarta)


Prins Hendrik School, Dulu dan Sekarang
SMA 1 Jakarta dulu bernama Prins Hendrik School, yang diambil dari namaanak ketiga Raja William II dari Belanda.


23. Foto tahunan siswaSMA, DuludanSekarang


Dulu dan Sekarang
Siswa-siswa Hogere Burger School Koning Willem III (kiri) dan siswa-siswa SMA 1 Jakarta.


24. Pelabuhan Tanjung Priok


Pelabuhan Tanjung Priok, Dulu dan Sekarang
Gerbang Utara Kota Jakarta ini telah berdiri jauh sebelum negara Indonesia ada.


25.Stasiun Tanjung Priok


Stasiun Tanjung Priok, Dulu dan Sekarang
Stasiun yang dibangun untuk mendukung Pelabuhan Tanjung Priok ini sempat tak terawat pasca-kemerdekaan. Saking tak terawatnya, stasiun ini harus berhenti dari fungsinya sebagai stasiun penumpangdi tahun 2000 dan baru buka lagi di tahun 2009, setelah restorasi.


26. Societeit Harmoniegebouw (SekarangLahan Parkir di depan Gedung Mensesneg)


Harmonie via resources21.kb.nl
Di gedung yang telah dirobohkan tahun 1985 ini, penari legendaris Mata Hari biasa berpentas sebelum iadieksekusi di Eropa atas tunduhan menjadi mata-mata perang.


27.Taman Mini Indonesia Indah


Taman Mini, Dok. Tempo
Sekembalinya Presiden Soeharto dan Bu Tien dari Belanda, Bu Tien tiba-tiba ngebet bikin Madurodam (taman dengan miniaturanekalandmarknegeri Belanda) diIndonesia. Jadilah Taman Mini, yang menghabiskan biaya 10,5 miliar rupiah (mungkin setara triliunan kalau sekarang) dan menyulut demonstrasi mahasiswa itu.


29. Topeng Monyet


Topeng Monyet, Dulu dan Sekarang
Topeng monyet sekarang telah diilegalkankarena dianggap sebagai eksploitasi binatang (misalnya, monyet yang aslinya berdiri di atas empat kaki dipaksa berdiri hanya di atas dua kaki dengan memborgol duakaki mereka yang lain ke atas selama berhari-hari).


30. Monas


Monas, Dulu dan Sekarang
Sama dengan monumen-monumen lain yang didirikan secara instan di awal dekade1960-an, pengerjaan Monas pun mengalami kendala dana. Rancangan yang aslinya konon jauh lebih megah pun harus dikompromikan. Emas di pucuk Monas, btw, adalah sumbangan masyarakat Aceh.



31. …Sementara, ini perbandingan pemandangan dari Puncak Monas


Dulu dan Sekarang

32. Jembatan Semanggi


Jembatan Semanggi, Dulu dan Sekarang

33. Ondel-Ondel


Ondel-ondel, Dulu dan Sekarang
Ondel-ondel, yang semuladipercaya untuk menolak bala atau jampi-jampi jahat, kini lebih banyak dipertunjukkanuntuk tujuan hiburan masyarakat.

34. Mbak-Mbak dan Mobil


Dulu dan Sekarang
Di kiri: seorang gadis berjalan ke lapangan parkir, sekitar tahun 50-an. Di kanan:seorang sales promotion girlberpose di acara Indonesia International Motor Show, Kemayoran, 2013.

35. House Party


House Party, Dulu dan Sekarang
Nggak cuma orang sekarang yang bisa clubbing. Dulu pun orang di Batavia suka berkumpul dan berpesta sore-sore, yang oleh mereka biasa disebut soire’.

36. Kerak Telor


Kerak Telor, Dulu dan Sekarang

37. Stasiun Jakarta Kota, Dulu dan Sekarang


Dulu dan Sekarang
StasiunJakarta Kota, sebagaimana stasiun-stasiun lain diJakarta, juga dibangun dengan gaya art deco. Dulu, stasiun ini juga disebut Stasiun Beos — singkatan dari ‘Bataviaasche Ooster Spoorweg Maatschappij’atau ‘Jawatan Angkutan Kereta Api Batavia Timur’.

38. Banjir


Banjir, dulu dan sekarang via hipwee.com
Ada sesuatu yang nggak pernah berubah dari Jakarta:banjir-nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini